Dari Guru Sukarela, Candra Beralih Perkuat Perjuangan Pendidikan Melalui Jalur Legislatif
Oleh : Alimuddin
Pemimpin Redaksi Suara Palapa Group (Majalah Suara Palapa, Suarapalapa.co.id & Palapainfo.com)
Berbekal pengalaman jadi guru sukarela di SDN 52 Welonge selama 3 tahun dari tahun 2000 sampai 2003, Mohammad Candra Muchtar, S.Pd., M.Pd., beralih perkuat perjuangannya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di jalur legislatif Soppeng.
Terpilihnya Candra menjadi Anggota DPRD Kabupaten Soppeng hasil Pemilu 2019, perjuangan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan menjadi salah satu tekadnya.
Menyadari jika dengan menjadi guru sukarela berbagai macam problematika yang mesti mendapatkan problem solving.
Rupanya, gayung tersambut, di lembaga legislatif Soppeng Candra didaulat menjadi Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Soppeng. Salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menjadi mitra kerja Komisi III DPRD Soppeng adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Diakui, eksistensinya selaku wakil rakyat di kabupaten, memiliki fungsi, yakni, legislasi, menetapkan anggaran daerah dan melakukan pengawasan terhadap follow up pelaksanaan apa yang telah ditetapkan.
Keberadaannya selaku Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Soppeng, menjadi relevan dengan tekad memperkuat perjuangannya memajukan pendidikan di Soppeng.
Atas dorongan dari teman-temannya di lingkup Partai Demokrat Soppeng, Candra pun maju berkompetisi sebagai calon Ketua Partai Demokrat pada Muscab partai tersebut setahun terakhir ini. Setelah melalui proses mekanisme pemilihan Ketua Partai Demokrat Kabupaten, akhirnya, DPP Partai Demokrat menetapkan dan mengukuhkan Mohammad Candra Muchtar sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Soppeng periode 2023 - 2028.
Kini, Partai Demokrat kembali mengajukan Candra maju sebagai Calon Anggota DPRD Kabupaten Soppeng di Dapil Soppeng 2 meliputi Kecamatan Marioriawa dan Donri-donri dengan nomor urut 1 (satu) pada Pemilu 2024.
Bagi Candra, pemilu ini adalah pesta demokrasi. Pesta ini haruslah disambut dengan riang dan gembira. Sehingga para steckholder mestilah berpemilu tanpa intervensi, tanpa tebar fitnah, tanpa teror. Kata dia, pilihan boleh beda, tetapi silaturrahmi janganlah diputuskan. Begitu dikatakan Candra saat ditemui Palapainfo.com di Warkop Azizah Madining Jl. Masuk Kaca beberapa waktu lalu.
Tidak ada komentar